Sumber : DPC K-SPSI Kab. Tangerang
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (K-SPSI) Kab.Tangerang mendesak pemerintah Indonesai agar segera membentuk ‘Nasional Kontrak Point’ dengan negara-negara yang tergabung dalam negara-negara insdurti maju (OECD) guna mencegah praktek bisnis curang.
“Indonesia harus segera membentuk ‘Nasional Kontrak Point’ untuk mencegah praktik bisnis curang,” kata Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seuluruh Indonesia (K-SPSI) Hermanto seusai bertemu Wapres M Jusuf Kalla, di kantor Wapres, Jakarta, Kamis (04/01).
Menurut Hermanto, belum adanya ‘Nasional Kontrak Point’ di Indonesia tersebut, menyebabkan timbulnya kesulitan jika terjadi masalah dengan investor asing yang melarikan diri.
Indonesia, tambahnya, akan menghadapi kesulitan menangkap pengusaha yang kabur tersebut karena tidak memiliki dasar seperti ‘Nasional Kontrak Point’ tersebut.
Beberapa negara, tambah Rekson, telah memiliki ‘Nasional Kontrak Point’ tersebut sehingga para pengusaha yang tergabung dalam OECD tidak bisa main-main dan tidak bisa berbuat curang. Selama ini, kasus-kasus perburuhan di Indonesia banyak terjadi karena adanya kecurangan, seperti adanya pengusaha yang kabur tanpa membayar uang pesangon dan sebagainya.
“Sebenarnya tak ada upaya pemerintah untuk menguber para pengusaha yang kabur itu,” kata Hermanto Ketua DPC K-SPSI Kab.Tangerang
Sementara itu, dua pabrik sepatu olahraga milik pengusaha Korea, yakni PT Dong Joe Indonesia dan PT Spotec, yang beroperasi di Indonesia, terpaksa menghentikan produksinya. Selain mengalami kesulitan keuangan, industri sepatu itu juga mengalami kesulitan memperoleh pasokan bahan baku.
PT Dong Joe Indonesia, mempekerjakan sebanyak 6.000 karyawan, dan sejak 13 Oktober 2006 telah menghentikan kegiatan produksi untuk waktu tiga bulan. Produsen sepatu itu sebenarnya mampu memproduksi sekitar 800.000 pasang per bulan.
Sedangkan PT Spotec mempekerjakan sekitar 4.500 karyawan di Cikupa, Tangerang. Perusahaan ini sebelumnya merupakan sister company dari PT Dong Joe Indonesia. Total produksinya sekitar 500.000 pasang per bulan.
Sebelumnya, Wapres M Jusuf Kalla, seusai mengadakan pertemuan khusus dengan pengusaha Korsel di Jakarta, mengatakan, masalah tersebut bukan menjadi tanggungjawab pemerintah karena hal itu bisa diselesaikan dalam mekanisme bisnis to bisnis.
Kedua pemilik pabrik asal Korsel itu, telah kabur meninggalkan tanggung jawab kewajiban kepada ribuan buruh dan tunggakan utang di Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri yang tercatat sekitar Rp 650 miliar.
This entry was posted
at 14.08
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.
Daftar Posting F-SP.LEM Kab.Tangerang
Pimpinan FSPLEM :
PUK SP.LEM :
K-SPSI Kab.Tangerang:
Ayat Suci :
Archives
-
▼
2008
(42)
- ► 10/05 - 10/12 (5)
-
▼
08/03 - 08/10
(37)
- JAMINAN HARI TUA
- THR = Tunjangan Hari Raya
- Uang Makan Pun Terpaksa Diirit
- DPD sarankan buruh ikuti forum bipartit
- K-SPSI Kab.Tangerang Desak Indonesia Bentuk Nasion...
- Serial Syariah Islam : Politik Perburuhan dalam Islam
- Dinamika Jaringan Perburuhan di Indonesia
- Nasib Buruh dan Politik Perburuhan
- Ketua DPD Anjurkan Buruh Ikuti Forum Bipartit
- Kepengurusan DPP K-SPSI 2005-2010 Digugat
- SPSI Keluhkan Penurunan Upah
- Pekerja PT Pelindo Ancam Mogok Nasional
- Empat Musuh Rakyat Pekerja
- Menanti Kuota Srikandi di Senayan
- Bukan Reforma Agraria tapi Industrialisasi di Pede...
- Ayo Rubah Cara Kita Berorganisasi
- Haruskah Kesuburan Tanah Kita Dipupuk Dengan Darah...
- Demokrasi Sebuah Kata Final?
- Dibunuh Karena Miskin
- Perubahan Iklim dan Gender
- Perempuan Dalam Politik Kelas Pekerja
- Perempuan-perempuan Tangguh di Istana: Cerita Perj...
- Upah – sebuah catatan ekonomi-politik
- Lembaga Tripartit: Sebuah Optimisme atau Jebakan?
- Perjuangan untuk Upah atau Perjuangan untuk Keseja...
- PERANG BINTANG DAN GERILYA POLITIK
- Melihat Praktek Nyata Sistem Kerja Kontrak-Outsour...
- Saatnya Buruh Bersatu !!!
- Sejarah Gerakan Buruh Indonesia, sebuah tinjauan r...
- Sejarah Pergerakan Buruh Indonesia
- Tolak Revisi UMK, Gubernur Banten Digugat
- Ratusan Pekerja Pabrik Duduki Kantor SPSI Bekasi
- Demokrasi Ala Komunitas Pekerja/Buruh Tangerang
- Merasa Diperlakukan Kurang Manusiawi
- Demo 1 Mei diJakarta
- Pelanggaran Konstitusi K.SPSI
- Draf Revisi UUTK Bukan Pasal Mati
Berita Terbaru :
Selamat Datang
Sekretariat :
Boulevard Blok HI/21R
Taman Puspita
Citra Raya-Cikupa
Tangerang 15710
Tlp/Fax : 59401213
Email : fsplem@yahoo.com
Taman Puspita
Citra Raya-Cikupa
Tangerang 15710
Tlp/Fax : 59401213
Email : fsplem@yahoo.com
Staff Online :
Buku Tamu
Dengan senang hati apabila anda selaku penunjung memberikan data diri anda buat kami :